Selasa, 01 Desember 2015

Situs-situs Bersejarah di Manado

Kota Manado adalah ibukota dari provinsi sulawesi utara, yang memiliki banyak pesona wisata, mulai dari wisata bahari dan situs-situs bersejarah yang ada di kota tinutuan ini.
 Pada postingan ini kami dari kelompok 10 mata kuliah Pendidikan Pancasila mahasiswa jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi akan memaparkan hasil dari kunjungan kami ke beberapa situs bersejarah yang ada di kota manado dalam rangka tugas yang diberikan oleh dosen.
1. Monumen Kenangan Perang Dunia II
Tugu Perang Dunia II ini berada dalam satu kompleks yang cukup luas dimana terdapat pula bangunan Gereja Sentrum Manado, yaitu Gereja Masehi Injil di Minahasa.
Monumen perang dunia ini dibangun pada tahun 1946-1947 oleh sekutu/NICA. Arsiteknya Ir. Van Den Bosch. Monumen ini dibangun sebagai suatu kenangan terhadap korban Perang Pasifik, baik dari pihak sekutu Jepang, dan rakyat semasa Perang Dunia II berlangsung 1941-1945. Monumen ini tidak sempat diresmikan sehingga tidak ada prasasti penamaannya.
Tinggi monumen ini 40 meter terdiri dari 4 buah tiang penyangga dengan sebuah kunus persegi-empat yang disimbolkan sebagai peti jenazah atau berisi abu jenazah korban perang dan dilengkapi dengan empat bola/roda peti jenazah. Monumen ini dimaknai sebagai simbol penyerahan arwah korban perang kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pada kotak berbentuk kubus di puncak monumen. Empat bola/roda kota kubus diatas, disimbolkan sebagai pemisah antara mahkluk mulia mausia yang mengusung dan diusung. Monumen ini sebagai bukti bagaimana peran dan strategisnya lokasi Manado-Minahasa pada masa Perang Pasifik, bahkan diawal Perang Dunia II.


2. Tugu Pendaratan Batalyon Worang
Tugu Peringatan Pendaratan Batalyon Worang ini berada di Jl. Sam Ratulangi (dekat “Pasar 45”) Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang, di pusat Kota Manado. 
Batalyon Worang merupakan salah satu Batalyon dibawah Markas Besar Angkatan Darat yang sebelumnya bernama Batalyon B pada Brigade 16 TNI AD, dibawah pimpinan Mayor Hein Victor Worang (dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI-AD), yang ditugaskan ke Manado untuk mempertahankan keutuhan negara kesatuan RI dari gerakan separatis.
Batalyon Worang terdiri dari 7 kompi, yaitu Kompi Yuus Somba, Utu Lalu, Wim Tenges, Wuisan, Andi Odang, John Ottay, dan Kompi Wim Yoseph (Kompi Markas), dengan Kepala Staf Batalyon Kapten Rory. Pasukan Batalyon Worang berjumlah sekitar 1.100 orang.
Batalyon Worang ditugaskan dalam berbagai operasi militer, diantaranya di daerah Jawa Timur, Jakarta, Makassar, Ambon, dan Manado. Ketika mendarat di Manado, Komando Belanda/KNIL setempat tidak menghalangi Batalyon Worang untuk menguasai Sulawesi Utara. Setelah menguasai Manado, Batalyon Worang Batalyon Worang pun dikirim ke Maluku untuk bergabung dalam operasi militer menumpas Republik Maluku Selatan (RMS).

3. Taman Kesatuan Bangsa dan Patung Dotu Lolong Lasut

Situs ini disebut sebagai Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa yang ditengahnya berdiri patung Dotu Lolong Lasut.
Di masa pemerintahan kolonial lokasi ini adalah sebuah lapangan kecil di sebelah timur dari benteng Amsterdam yang lokasinya tidak jauh dari sini. Tahun 1950 ada usaha dari pemerintah kota menata kembali lapangan kecil ini dan dibuatkan taman yang diberi nama "Taman Lex Kawilarang" sebagai penghormatan atas jasa seorang pemuda minahasa yang berjuang dimasa revolusi fisik membela Republik Indonesia . Selanjutnya, pada masa Permesta taman ini terbiar dan rusak. Usai Permesta taman ini ditata kembali dan di tengah taman ini didirikan patung "Dotu Lolong Lasut" dan diubah nama menjadi "Taman Dotu Lolong Lasut" yang dianggap sebagai toko historis yang mendirikan kota Manado pada abad ke-15. Bukti mengenai hal tersebut tidak jauh dari lokasi ini (sekitar 50 m), terdapat "Waruga Dotu Lolong Lasut".
Dalam perkembangan kemudian sejalan dengan pembangunan kota Manado sebagi kota tujuan wisata maka lokasi ini disebut sebagai "Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa".
Itulah beberapa situs bersejarah di kota Manado yang kami kunjungi dalam rangka tugas yang diberikan oleh dosen kami.

Kelompok 10
Pratama C. C. Mokalu
Vernando A. Watung
Theresia Moonik
Trini K. G. Bujung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar